KODRAT


Sudah ketentuan Tuhan, bila makhluk-Nya di ciptakan 'berpasangan', termasuk pula manusia yg tercipta dr dua kelamin berbeda, pria dan wanita (memang ada kasus tertentu yg dikenal dgn 'waria' atau kasus berkelamin ganda). Tp kasus2 seperti ini harus dikembalikan pd kodrat asalnya. Tidak akan ada jenis kelamin ketiga, setelah pria dan wanita.

Perkembangan kaum wanita di era modern demikian luar biasa. Semangat emansipasi dan persamaan gender, membuka ruang yg begitu luas bagi wanita ntuk meraih kesetaraan dgn pria. Bayangkan bila kiprah wanita "tempoe doeloe" hanya sebatas peran 'dapur' dan 'kasur', kini kita tau ada wanita yg jd supir, petinju, karyawan, bupati, menteri..seakan2 apapun yg dilakoni dan jd 'dunia lelaki' dimasuki pula oleh wanita. Padahal di zaman nabi, wanita tak ubahnya 'barang' yg bisa di wariskan.

Namun, sekali lagi dlm berkehidupan pedoman kita adalah agama. Suka atau tidak suka, dlm konteks agama kaum pria memang punya posisi istimewa. Sy memahami menjd wanita itu satu cobaan tersendiri. Ini bukan soal ketidakadilan, ini hanyalah ketentuan Tuhan tentang jenis dan bentuk ujian yg ditimpakan pada kita.

Coba lihatlah dr proses penciptaan manusia, bila Adam dr segumpal tanah, maka Hawa 'hanya' dr rusuk Adam. Lalu perhatikan betapa 'tidak adilnya' islam memperlakukan wanita, para nabi hanya terdiri dr para lelaki, wanita tak boleh menjd imam shalat bg pria, dlm hal zakat, nikah, cerai, waris bahkan urusan menutup aurat.

Sy tentu saja tdk hendak berniat meremehkan kaum wanita, sama sekali tidak. Saya menjunjung tinggi harkat-martabat wanita. sy menghormati kaum hawa seperti misalnya penghormatan sy terhadap sosok wanita yg pernah begitu setia dlm penantian bertahun2 yg tak pasti, mengharap tambatan hati yg tak kunjung kembali...lambat laun membiarkannya memahami untuk lebih peduli pada dirinya sendiri, membiarkan ia jenuh dan mengerti, bahwa tiada guna memendam kekecewaan dan harapan hanya ntuk memenjarakan perasaan. Dulu, ku dengar kabar bahagia itu, seakan memberi isyarat, "aku bukan meninggalkanmu, tp hanya terlepas darimu." (Lho..lho..kok terjd pembelokan iki..hehe..)

Dlm catatan ini, sejak lama sy memang terpikir mengapa dalam islam, mau tak mau harus jujur mengatakan, bahwa kaum pria kok terkesan di istimewakan dan diutamakan ketimbang wanita. Jawaban pertanyaan ini adalah perbedaan kodrat, bahwa wanita diciptakan sbagai pendamping dan bukan pemimpin bg kaum pria. Sebagaimana hawa yg hadir untuk menemani Nabi Adam yg kesepian. Laksana ratu bulqis yg dikehendaki takluk dibawah kuasa Nabi Sulaiman, sejauh-mana pun kiprah, obsesi dan hasrat wanita, tetaplah dibatasi oleh kodrat, yg tak boleh dilawan dan ditentang.

Bila kodrat ini tak dijaga, maka rusaklah tatanan kehidupan yg dikehendaki oleh islam. Wanita masa kini punya potensi bisa melakukan bahkan melebihi apa yg di capai kaum lelaki..namun tetap harus menyadari dan dibatasi kodratnya...Ini lagi2 bukan soal zamannya emansipasi, bukan pula masalah tidak fair atau ketidakadilan...ini soal ketentuan Tuhan yg harus diterima.

Harus dimengerti bahwa kodrat lelaki memang lebih tinggi (makanya sy bilang diciptakan sbagai wanita itu cobaan), tp tidak dalam hal derajad di hadapan Tuhan. Hanya ketakwaanlah yg membedakan tingkatan derajad kita, sebab ketakwaan tidak mengenal jenis kelamin, siapapun punya peluang setara ntuk menjadi manusia yg di cintai-Nya. 


oleh Ainul Huda Afandi pada 23 Januari 2011 jam 4:41

Tidak ada komentar:

Posting Komentar