MENANTI PADI BERKARYA LAGI


oleh Ainul Huda Afandi pada 29 Januari 2011 jam 11:33

Aku lahir dan tumbuh besar yg daerah tak terkenal, namun kini menggeliat menunjukkan perkembangan pesat, OKU Timur. Masih ingat semasa SD kala dgn kawan sekelas mencoba mencari2 dimana letak kecamatan kami dlm peta besar yg tertempel di dinding kelas. Kami berusaha keras mencoba menemukan, tp tetap tak ada, mungkin pembuat peta memang alpa mencantumkannya.

OKU Timur adalh kawasan persawahan yg membentang luas, salah satu daerah lumbung beras nasional. Konon irigasi ditempat kami, martapura adlh yg terbesar di indonesia. Buktinya Pak Harto sama Pak Beye pernah datang kemari, sekedar ikut acara panen raya.

Sebagai org indonesia, Padi merupakan kebutuhan pokok sehari2, tp ada jg Padi lain yg dr sejak kemunculannya tlah membuatku jatuh hati. Bagiku keduanya punya fungsi serupa, sama2 mengenyangkan. Padi pertama berguna mengenyangkan perut, dan Padi yg lain mengenyangkan ruhani.

Padi yg terakhir kusebut, adalah nama sebuah group band...yg karya2nya begitu membekas, begitu indah dan akan selalu dinanti.

Band PADI adalah sedikit band di indonesia yg setia dgn karakter dan idealisme dlm bermusik. PADI bukanlah ST 12, UNGU, DMasiv atau semacamnya yg lebih easy listening bg telinga banyak org, dan lebih mudah mendatang mendatangkan keuntungan komersial dr sisi industri musik (bahkan tdnya nama PADI sempat ditolak produser, tp mereka bertahan dgn alasan "padi" bermakna amat membumi).

Secara kepribadian personel PADI macam Fadhli, piyu, yoyo, ari, n rindra jg berpembawaan sederhana, bersahaja, jauh dr kesan ingin dikenal sebagai selebriti.

Bisa di pahami mengapa PADI susah eksis jd band favorit, karna selain menganut aliran pop-rock, jg lagu2 PADI liriknya padat, penuh syair dan ungkapan yg mengandung teka-teki, lengkap pula dgn karakter suara vokalisnya, Fadhli yg kadang bernyanyi dgn intonasi yg kurang jelas (koyo wong gremeng). Walaupun secara musikalitas, personel PADI sebenarnya termasuk terbaik diposisi masing2..Coba sedikit simak lebih dalam satu-dua lagu PADI, niscaya kita rasakan semua alat musik bersinergi secara harmoni. suara drum, bas, melody, gitar terasa hidup dan saling mengisi. Tak ada dominasi.

Jangan pula remehkan kemampuan vokal Fadhli. Pengalaman nonton langsung konser, dr sekian banyak band yg pernah ku tonton, kayak slank, dewa, andra n the blackbond, boomerang, Tip X, ST 12, Gigi, Ungu, Peterpan, wayang dan sejumlah band lain, Fadhli salah satu yg terbaik dlm hal konsistensi. Bukan hal gampang konsisten mempertahankan kualitas suara sebanyak 20-an lagu tiap konser, apalagi menyanyikan lagu2 bernada tinggi milik PADI.

Hampir semua lagu PADI aku suka, membuatku berkeringat tiap kali mengkhususkan waktu untuk menikmati kembali koleksi lagu2 PADI (ngga tau kenapa, klo ada lagu kok kerasa 'dalem' bgt, suka keluar keringat dingin sndiri.).

Sayangnya, tahun2 terakhir PADI terjangkit penyakit klasik sebuah band, ngga istiqomah dalam merilis album baru. Klo ngga keliru cuma ada satu single terbaru, yaitu "terbakar cemburu", lagu dgn tema sederhana, dgn musikalitas yg sederhana pula. Mungkin hasil kompromi dgn pihak label. Industri musik memang kadang aneh, semakin band berkembang dgn musikalitas yg lebih apik, tp malah cenderung ngga laku. Bandingkan dgn band2 baru dgn kualitas musik yg seadanya, kacangan, murahan tp justru tenar jd idola.

Ayolah PADI, teruslah berkaryalah untuk dirimu dan untuk kami, tak usah peduli akan di apresiasi atau ngga, di cela atau dipuji, atau malah tak ada respon sama sekali. Karena karya apapun bentuknya berawal dari kebutuhan kita sendiri. Kita perlu mengabdi dan berkarya, karena untuk itulah kita ada, sebab "manusia tanpa karya hanyalah ibarat bangkai bernyawa".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar