VIDEO PORNO

Apa yg terlintas dibenak anda ketika mendengar istilah "video porno" ? Hmm..klo yg udah pernah lihat, langsung deh kebayang semua yg asyik dan indehoy itu..


Hari ini ariel peterpan di vonis penjara 3 tahun 6 bulan atas kelalaian menyimpan barang mengandung pornoaksi. Seandainya ia org biasa, bukan publik figur mungkin hukumannya cuma beberapa bln atau malah berakhir dama-2 aja. Bahkan klo file video porno itu ada di laptop atau eksternal hard disk pribadi aril, sebenarnya susah membuktikan ada unsur kelalaian, kecuali ariel memang sengaja menunjukkan atau menaruhnya di ruang publik.

Sebagai pribadi, aku ngga perduli si ariel mau digantung, di pancung kek, di kebiri kek, dipenjara berabad-abad kek. Tapi aril sebagai musisi, sayang memang akan lama ngga liat karya peterpan lagi.

Sekilas td di tv, ku lihat org2 FPI berdemo di pengadilan. Saya takkan mengecam mereka sebagai sok moralis atau semacamnya, kita butuh org2 peduli akan tegaknya syariat agama seperti mereka. Tp, akan lebih baik jika kita melihat persoalan pornografi ini secara utuh, memandang realita betapa parah kasus2 seperti ariel diseluruh penjuru indonesia.

Seperti apa realitanya ? Belum pernah lihat ya koleksi bokep yg memakan memori ratusan giga ? (Aku ngga punya lhoo..) Itu semua produksi dlm negeri, hasil karya anak bangsa sendiri. Jangan ditanya lagi pelakunya suami istri atau bukan. Boleh dibilang mayoritas bokep yg menyebar via kepingan cd, internet atau media lain statusnya adalah perzinahan. Itu baru adegan persetubuhan yg direkam. Yang ngga direkam gimana ? Hehe..bisa dikira2 sendiri. 

Sekian tahun lalu, waktu saya masih abg pornografi belum separah sekarang. Dulu belum ada internet. Pornografi yg lazim diketahui sejumlah org baru sebatas stensilan (cerita porno dgn gambar2 hubungan badan), sedikit saja org tau dr kepingan cd. Saya jg taunya stensil, waktu itu ada temen sekelas di smp yg lapor, klo si anu (temen cewek) menyimpan stensil di tasnya dan abis ditunjuk2in ama temen2 kelas.

Tapi sekarang jangankan org dewasa, anak2 abg masa kini udah banyak yg jago menirukan berbagai gaya adegan ranjang seperti dlm bokep yg pernah ditontonnya. Tak heran bila survei2 soal keperawanan hasilnya selalu mengejutkan. Semua buah dr pergaulan bebas, kos2an campur cowok-cewek, internet, tempat prostitusi, hotel, panti pijat plus, pijat alat vital dan sederet fasilitas pemuas birahi yg bertebaran disegala tempat, lalu hal2 tabu beralih jd kelaziman. Perilaku yg dulu dianggap aib dan memalukan, kini jd trend dan kebanggaan.

Inilah masalah sebenarnya. Terlalu sepele bila meributkan kasus ariel semata. Ngga heran bila ariel cuma bs dijerat pasal penyebaran video porno. Ia susah didakwa jd pelaku, karna buktinya cuma rekaman. Lagian perzinahan atas dasar suka sama suka, bukan dianggp sebagai pelanggaran menurut aturan formal. 

Sementara ketika peristiwa adegan ranjang itu terjadi, undang2 ITE-nya belum ada. Bisa jg sih ariel dikenakan pasal perselingkuhan, tp, syaratnya suami Cut Tari harus buat laporan pengaduan ke polisi. Karna suami cut tari ngga mau menambah beban masalah istrinya, ia diam saja..membiarkan org2 menudingnya sebagai lelaki yg ngga punya harga diri. 

Masalah utama moralitas yg ada kaitannya dgn pornografi\pornoaksi dinegara ini terletak pd perbaikan regulasi, aturan formal berikut komitmen penegakannya. Tak usahlah bersikap muna, dgn menghujat ariel sebagai penjahat kelamin dsb-nya, sementara secara sembunyi berkali2 kita menonton video porno ariel-luna dan ariel-cut tari, sembari berharap semoga dapet file video porno terbaru ariel bareng artis2 lainnya.

Kalau mau memperbaiki moralitas menyangkut esek2, demo-lah SBY dan aparat2nya, hujatlah org2 politik dan anggota DPR-nya karna tanggungjawab terbesar ada dipundak mereka. Agama sudah memberikan acuan dan tuntunan, kemudian semuanya terserah pada kita, memilih menjadi muslim seutuhnya atau bersikap standar ganda..seperti "seng penting rajin sholat , ibadah dan beramal sholeh, perkara dikit2 ngelakoni maksiat, mugo2 wae dosa-ne diampuni."



oleh Ainul Huda Afandi pada 31 Januari 2011 jam 19:44

Tidak ada komentar:

Posting Komentar