PELAJARAN DARI SEKANTONG PAKU


oleh Ainul Huda Afandi pada 17 Januari 2011 jam 21:18

Pernah ada anak lelaki dgn watak buruk. Suatu hari, ayahnya memberi dia sekantong penuh paku, dan menyuruhnya memaku satu batang paku di pagar pekarangan tiap kali dia kehilangan kesabaran atau berselisih paham dgn orang lain.

Hari pertama dia memaku 37 batang paku di pagar. Pada minggu2 berikutnya dia belajar menahan diri, dan jumlah paku yg dipakainya berkurang dr hari ke hari. Dia mendapatkan bahwa lebih gampang menahan diri ketimbang memaku dipagar.

Akhirnya tiba hari ketika dia tidak perlu lg memaku sebatang paku pun dan dengan gembira disampaikannya hal itu pada ayahnya.

Ayahnya kemudian menyuruhnya mencabut sebatang paku dari pagar setiap hari, bila ia berhasil menahan diri dari emosi dan kemarahan. Hari2 berlalu dan akhirnya tiba hari disaat semua paku telah tercabut dr pagar, lalu menyampaikan hal ini pada ayahnya.

Sang ayah membawa anaknya ke pagar dan berkata : "anakku, kamu sudah berlaku baik, tp coba lihat betapa banyak lubang yg ada di pagar."

"Pagar ini takkan kembali seperti semula. Kalau kamu berselisih paham, bertengkar atau bermusuhan dgn org lain, hal itu selalu meninggalkan luka seperti pada pagar."

"Kau bisa menusukkan pisau dipunggung org dan mencabutnya kembali, tp akan tetap meninggalkan luka. Tak peduli berapa kali kau meminta maaf dan menyesali, luka itu tetap membekas.Luka karena fisik bisa saja sembuh kembali, tapi luka karena sakit hati bisa terbawa sampai mati."

{Aksara bermakna dari seorang yg tak dikenal namanya}

Tidak ada komentar:

Posting Komentar