KOALISI


Saya penasaran dgn definisi koalisi dan oposisi. Soalnya dua istilah ini belakangan sering terdengar dr layar televisi. Sayang, sy belum berhasil menemukan pengertian koalisi-oposisi dr para ahli. Tp, sejauh yg saya pahami, secara simpel koalisi itu pengertiannya sama dgn berkawan, sedang oposisi berarti sebaliknya, bolehlah disebut lawan.

Jadi ceritanya menurut berita, SBY dan partai demokrat sudah gelisah, gerah, jengah dan marah dgn kelakuan dua partai koalisinya, Golkar dan PKS yang dipandang bukan teman yg baik, ngga setia kawan, susah diajak kompak, sukanya menusuk dr belakang dan bla bla bla...intinya SBY atas hasutan kroni2nya berniat mendepak Golkar dan PKS dr koalisi. Tak ada kecocokan lagi. Lalu demokrat mencoba pindah ke lain hati, Gerindra dan PDIP pun coba di dekati.

Atas tudingan SBY dan Partai Demokrat, PKS punya sosok brilyan yang menjawab isu pecahnya koalisi dgn kalimat2 cerdas, dia adalah anis matta. Anis menyebutkan beberapa argumen yg hampir seluruhnya logis dan bs membuat sy manggut2 setuju. Pertama, pemahaman PKS tentang koalisi yakni kemitraan tanpa menghilangkan independensi serta tdk otomatis bermakna meng-akuisisi. PKS sejak awal merasa sudah menyepakati bersama SBY untuk membiarkan dinamika politik yg terjadi di DPR sebagai buah dr harapan memberdayakan lembaga wakil rakyat itu.

Sementara paradigma berkoalisi SBY dan Partai Demokrat ternyata berlainan dgn PKS. Bagi banyak politisi Demokrat koalisi ya berarti mengakuisisi. Koalisi bermakna kumpulan partai pendukung pemerintah, apapun kondisi dan kemauan pemerintah harus didukung secara mutlak, tanpa reserve.

Pola pikir koalisi yg dilatarbelakangi atas pemahaman meng-'akuisisi' memang ujungnya adalah hubungan transaksional, bagi2 jabatan.

Bila melihat perbedaan sudut pandang dan pemahaman tentang arti koalisi ini, memang lebih baik jika koalisi antara PKS dan SBY diakhiri. PKS sendiri bersikap "dulu kau yg memulai, kini kau pula yang harus mengakhiri."

Persoalan keretakan koalisi lebih disebabkan karena partai demokrat tidak sehat dalam mengelola dinamika koalisi. Mereka memandang cara berkoalisi PKB,PAN dan PPP adalah wujud ideal koalisi. Demokrat maunya A, ketiga partai itu pun manut2 aja. Itu karna motif ketiga parpol itu memang murni motivasi politik praktis, dgn cara mendompleng pemerintah mereka berharap mempermudah jaringan dan popularitas demi hasil pemilu berikutnya. Aneh sebetulnya, karena dgn aset banyak org dgn basic akademisi, PAN punya modal kuat untuk bersikap lebih kritis. Klo PKB dan PPP sih dr dulu memang tradisinya sami'na wa atho'na.

Soal apa sesungguhnya dibalik manuver2 PKS, itu rahasia mereka. Tp secara teori dan wacana, apa yg dikemukakan Anis Matta tentang koalisi, setgab adalah teori yg menurut saya tepat dan ideal. Anis Matta menyebut seharusnya setgab koalisi adalah "dapur" bagi koalisi tempat semua partai mendiskusikan hal2 penting menyangkut negara dan pemerintahan, namun prakteknya cuma dimanfaatkan sebagai wadah stempelisasi.

Bila demokrat menganggap golkar dan PKS mengkhianati kontrak politik, justru anis merasa SBY dan demokratlah yg tidak konsisten dgn visi-misinya diawal. SBY berikrar memberantas mafia pajak, tp anehnya partai demokrat tidak menunjukkan I'tikad baik mewujudkan program SBY tersebut, diantaranya mati2an menolak angket perpajakan.

Saya sepakat dgn PKS, bahwa walaupun banyak masyarakat tidak mengerti manfaat pansus century, tp sesungguhnya hasil dr hak angket century telah membuka kenyataan betapa banyak celah dr aspek aturan-perundang2an, misalnya tentang perbankan. Sehingga, setelah pansus century selesai, lalu kini dibuatlah undang2 baru untuk menutup dan membenahi berbagai celah hukum yg membuka ruang pelanggaran.

Target utama angket perpajakan bagi PKS (menurut apa yg disampaikan anis matta) pun sebenarnya sama jg dgn century. Yakni melihat secara luas sistem perpajakan yg berjalan saat ini, adakah kelemahan dr sisi aturan-perundang2an tentang perpajakan yg perlu segera diperbaiki atau diatur kembali. Walaupun harus diakui di DPR terlalu banyak anggota Dewaan yg bertipikal politisi-bajingan ketimbang politisi-negarawan. Situasi inilah yg membuat dinamika yg terjadi di DPR cenderung banyak menyimpang, kotor dan carut-marut.

Tp lebih baik sebenarnya PKS saja yg mengakhiri. Itu lebih terhormat buat mereka. Untuk apa berkawan dgn orang2 yg tidak harmoni perkataan dan tindakannya. Saya kira partai demokrat harus belajar dewasa memahami arti petemanan dan persahabatan. Jangan kayak anak kecil, ketika temannya susah diajak lalu mengancam, "awas, aku emoh konconan karo koe lakra gelem.."

Persahabatan (dlm konteks koalisi) itu bukan berarti meniadakan konflik, menafikan perselisihan atau perbedaan. Justru teman sejati itulah yg selalu mengingatkan kita, bersedia tukar pikiran, bahkan kalaupun berbeda pandangan tidak otomatis memutus pertemanan. Justru hati2lah dgn teman2 yg cenderung sangat suka memuji dan membela mati2an, tanpa peduli salah atau benar.

Akhir dr catatan ini, pemilu tahun 2014 aku belum tau memilih partai apa, semuanya masih mengecewakan, tapi bila nanti ada calon presiden terdiri dari Pak Mahfud MD dan wapresnya ialah Bung Anis Matta, terus terang saja..akan ku pilih mereka berdua. 
(oleh Ainul Huda Afandi pada 02 Maret 2011 jam 12:55)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar