MENJADI TIM TERBAIK

Di catatan terdahulu, saya sepakat dgn anggapan bahwa premier league inggris masih menjadi liga sepak bola profesional terbaik saat ini. Namun tim terbaik dunia menurut saya ada di la liga spanyol. Walau tim idola saya adalah manchester united, namun jujur saya akui, barcelona masih jd tim terbaik dan terkuat saat ini (klo klub terbaik ngga ngerti, soalnya parameternya lebih ribet).

Bukan sebab barcelona memiliki pemain terbaik dunia dua kali, lionel messi, yg membuat barca jd tim terbaik dimata saya. Namun, lebih pada prinsip filosofi permainan sepak bola yg kukuh mereka pertahankan, kualitas individu pemain, akademi sepak bolanya, karakter dan gaya bermain dan efek kekuatan yg mereka miliki dlm setiap pertandingan.

Seperti halnya MU, Barca memandang sepak bola sebagai olahraga permainan yg harus dibangun melalui proses. Mereka memang mendatangkan pemain2 yg matang, berkualitas dan boleh jd berharga mahal, namun tidak melupakan kehadiran pemain2 muda yg sebagian besar diambil dr akademi sepak bolanya sendiri. Tim dgn kesadaran filosofis seperti ini tidak berorientasi pd koleksi piala dan juara. Piala dan juara hanyalah buah dan konsekuensi atas kesuksesan mereka menciptakan tim yg tangguh.

Makanya tim2 seperti MU, Barcelona, Arsenal atau AC Milan, amat menghargai arti kesetiaan. Tidak pernah melakukan bongkar-pasang secara frontal, dan sangat jarang membiarkan seorang pemain pergi, kecuali sebab pertimbangan teknis atau keinginan pemain itu sendiri. Barca telah menunjukkan komitmennya dgn mempertahankan pemain senior layaknya xavi atau puyol, atau pun MU yg begitu sabar menanti kepulihan owen hargraves, sabar menunggu berbatov menemukan kembali sentuhannya.

Kesabaran ini yg tidak dimiliki klub rival barcelona, real madrid. Begitu mudah mereka memperoleh seorang pemain bintang, sama mudahnya mereka membuang pemain yg sesungguhnya punya skill diatas rata2. Lihatlah, mereka singkirkan robben, vander vart, sneijder, nistelrooy, robinho, gara2 tampil kurang memuaskan dlm beberapa pertandingan saja. Real Madrid harus sadar, bahwa tim terbaik bukanlah tim yg terdiri dr para pemain terbaik. Mereka tak bisa berharap bisa juara setiap tahun di semua ajang kompetisi, karena ada tim2 lain dgn kualitas bagus yg punya ambisi sama.

Barcelona juga memiliki ciri khas permainan yg kini dikenal dgn istilah tiki-taka, gaya permainan yg banyak mengandalkan penguasaan bola melalui kombinasi passing2 akurat. Prinsip dasar tiki-taka adalah mengalirkan bola tanpa henti ke daerah pertahanan lawan, pemain2 terus bergerak dgn memanfaatkan lebar lapangan, sambil menunggu celah pertahanan lawan terbuka. Lawan2 yg gampang panik dan frustasi punya resiko lebih besar untuk kebobolan, sebab kepanikan dan frustasi kerapkali mendatangkan kecerobohan.

Tp pilihan menggunakan gaya permainan tiki-taka memerlukan kriteria, diantaranya stamina..pemain harus menempati posisi sama rapatnya dgn pemain lawan, karena mereka yg menyerang, mereka pula yg lebih banyak mengeluarkan energi untuk bergerak. Harus sabar dan tenang, tidak buru2 melepaskan umpan. Kemudian kemampuan menjaga bola, pemain2 barca terkenal susah untuk direbut bolanya, lalu kedisiplinan dalam mempressing dan merebut bola dr kaki pemain lawan secepatnya.

Membiarkan pemain lawan mengembangkan permainan dan melancarkan serangan balik yg cepat adalah petaka bagi gaya tiki-taka. Ini karena tiki-taka memerlukan banyak sokongan pemain didaerah pertahanan lawan. Mungkin cuma tersisa tiga atau empat pemain saja di daerah pertahanan sendiri. Rapat dlm menyerang dan bertahan. Olah karena itu wajar, bila barcelona sangat disiplin mempressing pemain lawan yg tengah memegang bola, sekalipun kiper. Pressing2 ketat ini yg membuat lawan kelabakan dan passingnya menjadi tdk akurat. Bagi barcelona batas pertahanan tidak dimulai dr tengah lapangan, tp dr kotak pinalti lawan.

Untuk mencetak gol tiki-taka membutuhkan pemain2 berintelegensi, untuk menyambut umpan2 terobosan, jg pemain yg sanggup bertarung masuk ke kotak pinalti. Messi, david villa, pedro punya kemampuan seperti ini. Mungkin bagus juga bila barca membeli striker model rooney atau tevez.

Di piala asia kemarin ada juga tim yg sudah cukup bagus menggunakan gaya tiki-taka, Uzbekistan. Hanya saja, saya melihat uzbekistan lebih mirip tim yg punya kiper dan gelandang saja, ngga ada punya bek dan striker yg jempolan. Akhirnya seperti pas lawan australia dan korsel, benar mampu mendominasi ball possession, tp cuma mutar-muter diarea pertahanan lawan..karna ngga punya striker yg punya kemampuan dan keberanian menusuk ke area pinalti.

Konsekuensi Tiki-taka, bek2 sayap mesti ikut maju (ini karena serangan biasanya didahului umpan2 pendek, dimana antar pemain jaraknya tak boleh berjauhan), sehingga bek2 tengah memang harus bener2 berkualitas. Tp seperti yg kita lihat, setiap serangan balik pemain uzbekistan nyaris slalu kehilangan posisi dan koordinasi dlm bertahan..akhirnya berantakan. Mungkin lawan iran atau qatar belum terlalu masalah, berbeda dgn korsel dan autralia, tim2 yg punya pengalaman.

Problem lain uzbekistan adlah soal stamina, kebugaran dan kekuatan fisik untuk disiplin melakukan pressing. Kalau uzbekistan mau memperbaiki soal pressing seperti halnya barca, dan membenahi penempatan posisi dlm situasi serangan balik lawan, mungkin diturnamen mendatang prestasi mereka akan lebih baik.

Akhirnya, catatan ini hanyalah opini tanpa referensi..bisa benar, bisa jg salah..ngga masalah klo anda punya pendapat berbeda..

Tidak ada komentar:

Posting Komentar