SAHABAT


Tatkala terdengar kabar wafatnya Rosulullah, kaum muslimin dilanda perasaan tak menentu. Terlalu besar pengaruh Rosulullah bagi hidup mereka. Kendatipun jauh2 hari mereka menyadari akan tiba saatnya perpisahan yg mengakhiri masa2 kebersamaan, namun merespon berita meninggalnya nabi, reaksi mereka antara percaya dan tak percaya. Termasuk pula sayyidina Umar bin Khattab.

Ketika kabar duka itu menyebar, Umar tak kuasa menahan emosinya. Kesedihan, kemarahan, sulit menerima kenyataan bercampur aduk menyelimuti hati Umar. Dengan berteriak2 Umar menghunus pedang :"siapa !! Siapa yg telah mengatakan Muhammad telah wafat, akan ku penggal lehernya !!"...Tak ada kaum muslimin yg berani menjawab, akhirnya tampillah Abu Bakar menanggapi :"Barangsiapa yg menyembah Allah, Dia-lah Tuhan yg Maha Hidup, takkan pernah mati. Tapi siapa yg menyembah Muhammad, ketahuilah beliau kini telah wafat." Ucapan Abu Bakar ini menyadarkan Umar bin Khattab, bahwa Baginda Nabi layaknya para Rosul, Nabi dan manusia lainnya, pasti meninggalkan dunia yg fana ini. Maut adalah pintu yg siapapun makhluk akan melewatinya.

Kaum muslimin dimasa Rosulullah masih hidup dialam dunia adalah generasi umat islam terbaik. Mereka menempatkan diri sebagai umat yg paling patuh, paling kuat pembelaannya terhadap islam. Mereka sahabat2 sejati bagi diri Nabi, senantiasa senang hati mempertaruhkan segalanya, slalu bersama Nabi disaat suka dan duka. Smoga Allah memberikan balasan terbaik pula untuk mereka di akhirat, Amin.

Dalam hidup, sebagian besar kita pastilah memiliki sahabat, best friend atau teman2 terdekat. Pada mereka kita melalui hari2 dalam keceriaan dan kesusahan. Mereka yg slalu siap sedia kala kita butuh bantuan, slalu jd tempat berkeluh kesah dan tukar pikiran atas banyak masalah yg kita hadapi.

Sahabat2 ini adalah teman2 terbaik yg pernah menjadi bagian dr hidup kita, org2 yg senantiasa akan kita kenang, walau tlah lama terpisahkan. Sahabat sejati tercipta bukan karena kesamaan kepentingan sesaat, tp sebab adanya kecocokan, baik dlm hal perbincangan, kepribadian dan keinginan kuat untuk saling setia menjaga pertemanan. Teman biasa akan datang dan pergi, tapi teman sejati takkan tergantikan.

Namun jangan salah menjadikan seorang teman sebagai sahabat. Janganlah bersahabat dgn org2 yg ucapan dan tindakannya mendekatkan kita pada keburukan. Janganlah bersahabat dgn org2 yg tega menikam kita dr belakang. Memperbincangkan kejelekan kita disaat kita tak ada. Janganlah bersahabat dgn org yg hanya hadir disaat kita tengah berjaya, namun menghilang entah kemana kala kita sedang terpuruk dan terbenam. Janganlah bersahabat karena dia kaya, karena dia sukses karirnya. Bersahabatlah karena murni pertemanan. Sebab persahabatan yg didasari pilihan menjadikan mereka sebagai teman2 terdekat, akan selalu indah pada akhirnya. 
(oleh Ainul Huda Afandi pada 13 Februari 2011 jam 17:29)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar