Dalam sejarah
Negara Republik Indonesia, partai politik bercorak keislaman ternyata
belum pernah menjadi pemenang pemilu. Ironis jika melihat mayoritas
penduduk Indonesia beragama islam. Akhirnya menjadi pertanyaan, apakah
hal tersebut disebabkan karena kebanyakan muslim memang tidak religius
dan tidak total dalam beragama, ataukah parpol islam yg tersedia secara
praktek Cuma mengandalkan nama, namun segala prilaku politisinya tidak
menggambarkan cara berpolitik yg islami ?
Secara pribadi
dalam aspek spiritual kita memang harus dituntut untuk menjadi muslim yg
taat, akan tetapi sebagai komunitas kita juga berkewajiban menegakkan
hegemoni umat islam diatas pemeluk agama lain, dan salah satu jalurnya
adalah melalui politik [kekuasaan] dan peradaban. Politik berlandaskan
pada agama sepatutnya diletakkan lebih tinggi daripada politik seputar
area Negara. Dalam konteks inilah, pernyataan Rosulullah bahwa "tiap
muslim itu bersaudara" secara realitas selama berabad-abad hanya berupa
wacana dan ungkapan kata belaka. Kaum komunis dimasa lalu ternyata lebih
baik dalam mengorganisasikan komunitasnya dengan menjadikan komunisme
sebagai ideology dan bersifat internasional. Partai komunis dinegara
manapun tunduk pada kebijakan yg diarahkan para pemimpinnya di China dan
Soviet, klo dalam sepakbola kayak semacam FIFA.
Sementara
dibanyak Negara berpenduduk mayoritas muslim, parpol islam cenderung
menjual nama, sementara pergerakan dan orientasi politiknya lebih
bersifat pragmatis, sektarian dan didorong kepentingan kekuasaan,
termasuk pula di Indonesia. Itu bias terlihat dari penampilan parpol
seperti PKB, PAN dan PKS. Sudah waktunya [kalau memang motivasi
politiknya adalah islam], parpol bercorak keislaman berfikir untuk
melakukan merger, menyatu dengan mengabaikan keinginan untuk menonjolkan
baju ormas, madzhab dan aliran masing2. Jelas tidak mudah karena pasti
rentan muncul faksi2 dan pergulatan, tapi semua bergantung pada
pengelolaan isu2 besar dan menemukan kesamaan visi-misi. Misalnya,
jangan pernah menjadikan topic perdebatan didalam agama menjadi isu
partai, misalnya merokok itu diharamkan atau sekedar makruh. Tapi
jadikan isu2 yg menjadi kepentingan islam yg tidak lagi menimbulkan
polemic dikalangan ulama, soal prostitusi, perjudian, korupsi dan
semacamnya.
Parpol islam selama ini kurang 'laku' karena
mereka selama ini memang tidak terlihat berjuang menegakkan kepentingan
islam dan umat islam secara keseluruhan. Mereka tidak pernah menjadi
inspirasi bagi kaum muslim bahwa kecintaan terhadap islam harus
diwujudkan dalam kontribusi nyata terhadap eksistensi dan masa depan
islam sebagai agama. Dulu Rosulullah dan para Shahabat rela berdakwah
terhadap org kafir sebagai mayoritas, berperang dan melakukan agresi
kemana2…untuk apa sih ? semua demi menjaga eksistensi islam sebagai
agama. Sebab kalo waktu itu berfikir sederhana dan nyantai2 aja di
Makkah dan Madinah, yg penting bias rajin ibadah dan setelah mati masuk
surga, islam sulit bertahan begitu lama hingga sekarang.
Tantangan
yg kita hadapi sebagai umat islam saat ini bukan lagi soal jumlah dan
wilayah, Dulu memang berlaku adagium, penguasa adalah mereka yg banyak
jumlah dan luas wilayahnya, namun sekarang situasinya sudah jauh
berbeda. Singapura Cuma Negara kota yg luasnya hanya selebar Jakarta, tp
pengaruhnya mendunia. Jepang jauh lebih kecil dibandingkan Indonesia,
namun hingga kini kita masih di'jajah' oleh mereka, tidak lagi secara
politik dan militer, namun produk ekonominya. Lihat saja merk kendaraan
yg kita pakai, peralatan elektronik, didominasi merk jepang yg mayoritas
warganya non muslim. Nasionalisme atas dasar sebangsa dan senegara
memang penting, tp nasionalisme karma seagama jauh lebih penting, karena
negara dapat menjadi alat yg dimanfaatkan oleh agama, dan agama menjadi
alat bagi kita untuk menemukan kebahagian pasca kehidupan dunia.
Janganlah sebaliknya, agama dijadikan alat untuk meraih posisi tertentu
dinegara, sebab bila itu terjadi kita hanya menukar kebahagiaan
diakhirat demi kesenangan dan kepuasan duniawi.
oleh Ainul Huda Afandi pada 8 Agustus 2011 pukul 16:46 ·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar