MENGGENGGAM DUNIA


"Siapa yg menguasai informasi, dialah yg akan menggenggam dunia."

Sudah pernah dengar kan kata2 ini. Meski tidak sepenuhnya benar, teori ini relevan adanya. Amerika mampu menjadi negara adidaya karena kekuatan ekonomi dan militer berbasis informasi. Amerika, Rusia dan Inggris menjadi pemenang perang dunia II karena sokongan intelijen mereka yg begitu efektif dalam menyuplai informasi.

Informasi membuat hidup lebih mudah. Saya akan menceritakan sedikit ilustrasi sekedar menggambarkan pentingnya menguasai teknologi informasi.

Sy pernah satu bus dr jakarta ke arah lampung ketemu dua org pemuda dari kediri yg baru pertama kali bepergian ke sumatera. 2 org ini berangkat dr jawa Timur naik kereta ekonomi, biar irit katanya. Tp, karena kurang pengalaman, setelah sempat turun di stasiun senin dan bermaksud melanjutkan perjalanan dgn bus di terminal lebak bulus keduanya malah dikerjai org dgn disuruh membayar ongkos bus yg tarifnya berkali2 lipat dr ongkos sebenarnya untuk sampai ke pelabuhan merak.

Saya menduga potensi kesialan yg harus mereka hadapi masih akan berlanjut, sebab bus yg kami tumpangi sampai di terminal rajabasa menjelang tengah malam. Rajabasa adalah terminal yg tidak begitu ramah dgn penumpang yg belum terbiasa turun disini, apalagi dimalam hari. Tapi, inilah resiko jika bepergian tanpa gambaran informasi yg memadai.

Kejadian seperti yg sy gambarkan diatas tidak akan terjadi klo keduanya sadar teknologi informasi. Zaman sekarang untuk mengerti sesuatu cukuplah berselancar di dunia maya. Misalnya, untuk ngerti gimana kehidupan pribadi para PSK ngga perlu kok terjun langsung ke tempat prostitusi, lalu mencobanya satu-satu. Mau tau tentang jepang, ngga harus jauh2 pergi ke sana, cukup ketikkan kata kunci tertentu, lalu dalam sekejab (kecuali akses internetnya lemot), terbukalah jendela dunia dihadapan kita.

teknologi informasi punya sisi positif dan negatif. Tergantung siapa yg memakainya. Teknologi informasi di tangan para kriminal, jadilah pencurian kartu kredit, jual-beli barang fiktif. Teknologi informasi bagi org2 yg berpikiran kotor jdnya melulu yg dicari konten2 pornografi, Teknologi informasi di tangan para intelektual akan jd sumber menambah wawasan dan berbagi ilmu pengetahuan.

Ngga cuma internet, sarana publikasi umum semacam tv juga begitu, ada yg positif, banyak pula berisi tontonan yg diharamkan oleh agama. Kita nontn TV setengah jam saja mesti ada tontonan yg mengandung dosa. Misalnya nonton acara bukan empat matanya Tukul..acara yg sering menampilkan artis yg gemar mengumbar paha. Bahkan klo pun kita nonton pengajiannya zainudin Mz, ustd mansyur atau ustadz jefri sekalipun di TV..mengandung dosa jg. Bukan acaranya sih, tapi selingan iklan2nya.

Belum lagi tontonan gosip..kayak insert, kabar2i, kiss atau silet yg punya jargon "Mengupas secara tajam, setajam silit !". Itu semua acara gosip yg ujung2nya dlm istilah agama dikenal dgn ghibah, istilah jowo ne "backbiting" alias "ngrasani elek". Kalau yg sedang di gosipin memang fakta, namanya ghibah..bila yg lg di obrolin ternyata ngga bener, jadinya fitnah.

Kehidupn kita sehari2 pun bareng keluarga, konco2 atau siapa aja ngga jauh2 dr ghibah, saking asyiknya ngrumpi atau berdiskusi, rasanya kurang gayeng kalau ngga pake 'ngrasani'.....korban bahan obrolan biasanya macem2, mulai keluarga sendiri, teman, temannya teman, tetangga dekat, tetangga jauh, org yg ngga kita kenal, pegawai pln, polisi, tukang bakso langganan, artis, pejabat, setan, malaikat..siapapun bs jd bahan pergunjingan.

Ada baiknya sekarang kita perhatikan sabda Nabi yg mengancam kebiasaan org2 yg seneng nge-gosip, kira2 intinya begini..."Barangsiapa bersalah pd saudaranya, maka kita harus meminta maaf sebelum dia meninggal, karena jika tidak, pahala amal kita akan dilimpahkan kepadanya, tp bila kita ternyata sudah ngga punya lg simpanan pahala, maka amal buruk dia yg akan diberikan pada kita."

Nah..bs2 kita diakhirat nanti jd org yg bangkrut gara2 didunia terlalu banyak "ngrasani elek wong liyo". Emang..bukan brarti trus lebih baik menyendiri atau mengisolasi diri dr pergaulan..Boleh2 aja kok 'ngrasani', tp kudu 'ngrasani apik', misalnya klo ada temen2ku yg 'ngrasani awakku" : Inul kae lho..wes wonge ngganteng, pinter, ramah, baik hati, suka menolong...(nek di rasani koyo iki, ngga po2, aku ra bakal sakit hati haha..tp klo di gosipkan) : "Inul ki rajin poso senin-kamis, lho...", wah..! Ngga trimo aku..ini namanya fitnah..

Akhirul cerita, lewat catatan ini..buat siapa saja yg pernah 'takrasani' (kujadikan bahan gosip, baik serius maupun cuma guyonan), aku minta maaf ya..sebab jangan sampai aku sudah capek2 menimbun pahala, tp di akhirat ludes tak tersisa..(hehe...)

oleh Ainul Huda Afandi pada 05 Februari 2011 jam 18:32

Tidak ada komentar:

Posting Komentar