Hari2 belakangan
ini hujan turun tak kenal waktu. Begitu pula hari ini, sejak sore tadi hingga
sekarang hujan belum jg reda. Kalau sudah begini, enaknya ngga usah pergi
kemana2, dalam rumah aja, nonton tv. Kali ini di Metro TV acaranya diskusi soal
prospek PLTN di indonesia
pasca musibah kebocoran radiasi PLTN di jepang.
Seperti kita tau, jum'at kemarin, gempa besar yg disusul tsunami telah merusak dua unit instalasi PLTN jepang yg letaknya berada diarea bencana dan dikhawatirkan berpotensi mengalami kebocoran radiasi.Ada
ketakutan bahwa tragedi kebocoran radiasi PLTN di chernobyl , Ukraina yg menewaskan 4000-an orng
bakal terulang kembali. Begitu parahnya kasus kebocoran radiasi nuklir di
ukraina, kota chernobyl
kini tlah berubah menjadi kota
mati, jangankan ditempati manusia, binatang dan tumbuhan pun enggan bertahan
disana.
Potensi resiko penyebaran radiasi dijepang sejatinya tidaklah segawat yg ada di ukraina. Bila di ukraina PLTN meledak disaat tengah beroperasi, maka PLTN jepang meledak kala kegiatan di PLTN otomatis terhenti karena bencana. Kalaupun meledak, itu lebih disebabkan karena sistem pendingin tak berfungsi, sementara wadah reaktor masih panas. Mirip klo kita mematikan lampu neon yg sudah lama menyala, walaupun tak ada aliran listrik lagi, namun bila langsung dipegang, lampu neon td masih terasa panas. Kira2 begitu. Panas berlebih tadi yg menyebabkan reaktor akhirnya meledak.
Pertanyaan kemudian, kondisiindonesia
dr sisi potensi gempa relatif sama dgn jepang, mengapa pemerintah indonesia tetap saja berencana membangun PLTN
(kemungkinan di Bangka-Belitung )...
Betapa susahnya membayangkan org2indonesia terkenal ceroboh dan
tidak cermat mencoba membangun sesuatu yg sebenarnya amat beresiko dan sewaktu2
justru bisa menjadi 'bom waktu'. Saya lalu membayangkann, seandainya indonesia punya
PLTN yg karena suatu sebab tiba2 mengalami kebocoran radiasi tingkat tinggi,
kira2 apa ya tindakan pemerintah. Apakah seperti biasanya membohongi rakyat dgn
kata2, "semua itu rumor belaka, situasi aman terkendali..tak ada yg perlu
dicemaskan..bla bla...", Ataukah rame2 mengundurkan diri lalu sibuk
menyelamatkan diri bersama keluarga masing2, mengungsi ke negara lain, seraya
enteng mengatakan.."Saiki nafsi2 yo..urus diri sendiri..mugo2
slamet..bye..bye."
Sudah lama, sejak thn 70-an, pemerintah memang mendambakan punya PLTN. Alasan utamanya soal keterbatasan energi pasokan listrik. Listrik diindonesia memang
brengsek, saya sendiri salah satu saksi hidupnya. Di tempat saya, hidup rasanya
kurang lengkap klo ngga ada pemadaman listrik. Nyaris setiap hari, bahkan
pernah tiga hari tiga malam listrik dimatikan. Jangan tanya lagi soal tegangan,
klo siang hari melebihi 250 V, klo malam hampir 150 V..jarang sekali stabil di
220 V (emang sih sekarang dah lebih baik, mulai jarang listrik padam berkali2
dalam sehari, lumayanlah).
Makanya, klo ada ide apapun untuk menunjang listrik nasional, ws pokoknya setuju wae..mau pake gas dari tinja kek, dr nuklir kek, dr atom kek, pokoknya asal tak ada lg pemadaman listrik..monggo kerso..
Tahun 1998 rencana PLTN di muria gagal akibat krisis moneter. Tp, pemerintahindonesia
pantang surut. Kengototan ini sebetulnya aneh, lho wong negara2 maju kebanyakan
sudah berniat menutup reaktor nuklirnya, ini indonesia malah bersemangat.
Amerika serikat punya 110 rektor nuklir, tp yg 103 dah mau ditutup. Jerman sama
swedia jg begitu.
Kenapa teknologi nuklir mulai dikurangi oleh negara2 maju, alasan utamanya sih aku ngga tau, tp berdasarkan resiko, penggunaan nuklir harus ekstra hati2. Sebab, kalau terjadi kebocoran radiasi yg parah, resikonya adalah radioaktif yg dipancarkan bisa cepat menyebar baik langsung mengenai kulit, maupun tersebar melalui makanan, minuman atau udara yg telah terkontaminasi zat radio aktif.
Apa efeknya buat manusia yg terkena radiasi ?Ada beberapa pilihan (tinggal pilih aja),
pertama : tewas dlm tempo yg sesingkat2nya, kedua : tetap hidup tapi mengidap
kanker, ketiga : kerusakan pd testis atau sel telur, sehingga bayi2 terlahir
cacat..keempat : menderita luka bakar, kelima : kena radang pernafasan, keenam
: mengalami depresi, stres karena harus di isolasi, kesepian..ujung2nya bunuh
diri.
Ada lagi lho
dampak lain, PLTN itu bs menghasilkan plutonium yg memiliki hulu ledak super
dahsyat. Plutonium ini bahan baku senjata
nuklir, kayak kota Hiroshima pas zaman perang dulu dibuat babak
belur hanya oleh 5 kilogram plutonium.
Wah..wah,,Kalau tau akibatnya bakal gaswat..mending ngga deh, ngga usah pake PLTN sgala. Umpama pemerintah masih tetep nekat, ya udahsana cari lokasi yg jauh, di papua atau
terserah kek mau dimana..pokoknya asal jangan di sumatera ya (hehe...). Tp,
lebih bagus lagi mbok ya o penelitian tentang penyediaan energi listrik
nasional yg serius. Lha wong negara kita kaya sumber daya alam, kok. Mestinya kan gak repot2 banget.
Tp namanya jg orangindonesia ,
malas belajar dan senengnya yg praktis2 aja, padahal jangankan PLTN..lha PLTU
aja bangsa kita ngga begitu menguasai teknologinya. PLTU yg di indonesia kan
operatornya banyakan org china. Inilah akibat negara yg tidak menghargai ilmu.
Org indonesia
sebnarnya banyak yg pinter, namun kebanyakan mereka memilih bekerja untuk
negara lain karena merasa kurang dihargai dinegara sendiri, akhirnya yg tersisa
ya kayak kita2 ini...gak mudeng blas soal energi...
Seperti kita tau, jum'at kemarin, gempa besar yg disusul tsunami telah merusak dua unit instalasi PLTN jepang yg letaknya berada diarea bencana dan dikhawatirkan berpotensi mengalami kebocoran radiasi.
Potensi resiko penyebaran radiasi dijepang sejatinya tidaklah segawat yg ada di ukraina. Bila di ukraina PLTN meledak disaat tengah beroperasi, maka PLTN jepang meledak kala kegiatan di PLTN otomatis terhenti karena bencana. Kalaupun meledak, itu lebih disebabkan karena sistem pendingin tak berfungsi, sementara wadah reaktor masih panas. Mirip klo kita mematikan lampu neon yg sudah lama menyala, walaupun tak ada aliran listrik lagi, namun bila langsung dipegang, lampu neon td masih terasa panas. Kira2 begitu. Panas berlebih tadi yg menyebabkan reaktor akhirnya meledak.
Pertanyaan kemudian, kondisi
Betapa susahnya membayangkan org2
Sudah lama, sejak thn 70-an, pemerintah memang mendambakan punya PLTN. Alasan utamanya soal keterbatasan energi pasokan listrik. Listrik di
Makanya, klo ada ide apapun untuk menunjang listrik nasional, ws pokoknya setuju wae..mau pake gas dari tinja kek, dr nuklir kek, dr atom kek, pokoknya asal tak ada lg pemadaman listrik..monggo kerso..
Tahun 1998 rencana PLTN di muria gagal akibat krisis moneter. Tp, pemerintah
Kenapa teknologi nuklir mulai dikurangi oleh negara2 maju, alasan utamanya sih aku ngga tau, tp berdasarkan resiko, penggunaan nuklir harus ekstra hati2. Sebab, kalau terjadi kebocoran radiasi yg parah, resikonya adalah radioaktif yg dipancarkan bisa cepat menyebar baik langsung mengenai kulit, maupun tersebar melalui makanan, minuman atau udara yg telah terkontaminasi zat radio aktif.
Apa efeknya buat manusia yg terkena radiasi ?
Wah..wah,,Kalau tau akibatnya bakal gaswat..mending ngga deh, ngga usah pake PLTN sgala. Umpama pemerintah masih tetep nekat, ya udah
Tp namanya jg orang
oleh Ainul Huda Afandi pada 15
Maret 2011 jam 22:42
Tidak ada komentar:
Posting Komentar