PANCASILA


Di facebook ada group forum yg diberi judul "Debat Kristen Islam", sy salah satu membernya. Sekilas saja kita bs membayangkan isinya, begitulah tak jauh dr hujat-menghujat. Saya sengaja bergabung bukan untuk turut menghujat, tp karena memang ingin 'mengintimidasi' si admin yg sepertinya seorang kristiani.

Baru saja dia memposting pertanyaan seperti ini : "Bagaimana member Kristen dan Islam menyikapi sila pertama dari Pancasila, Ketuhanan Yang Maha Esa ?" Beberapa member lain menggerutu, "mungkin yg membuat group ini atheis", "pertanyaan admin gak mutu", "udah sy laporin group ini,tp blum di blokir jg, provokasi ini"

Saya memilih menulis komentar begini, "pertanyaan bagus dr admin (tumben..), Ketuhanan Yang Maha Esa itu mengandung arti Bangsa indonesia sebagai bangsa beragama memandang Tuhan bersifat Yang Maha Esa. Jd, klo ada agama punya Tuhan lebih dr satu berarti ngga pancasilais atau mengingkari dasar negara. Pengingkaran trhadap dasar negara adalah pembangkangan..." Terserah apa motif si admin mempertanyakan sila pertama (toh ini group yg ngga penting), tp pertanyaannya menggelitik saya untuk membuat catatan ttg peristiwa dibalik perumusan poin pertama pancasila diawal kemerdekaan RI puluhan thn silam.

Sejarah mencatat, pancasila adalah buah pemikiran Bung Karno ketika dihadapkan pd persoalan seperti apa konsep dasar negara. Pancasila made in Bung karno ini ditanggapi polemik, terjadi perdebatan panjang bahkan hingga sekarang. Kelompok islam waktu itu ngga puas, karena sebagai negara mayoritas beragama islam, mereka berharap ideologi negara adlah ideologi islam, menjdikan islam sebagai agama resmi negara dan konsekuensinya negara berkewajiban mengadopsi syariat islam.

Sedang kelompok lain mengusulkan ideologi kebangsaan dan ideologi sekuler. Ada dua sebab utama mengapa kelompok islam gagal meyakinkan peserta sidang. Pertama, jumlah mereka di sidang BPUPKI cuma sekitar 25 %, dan kedua, adanya ancaman memisahkan diri dr daerah indonesia timur yg penduduknya banyak non muslim, bila ideologi islam dijadikan ideologi negara.

Akhirnya, dengan sedikit perubahan konsep ideologi kebangsaan ditetapkan sebagai dasar negara yg diberi Bung Karno istilah pancasila. Walaupun mayoritas anggota BPUPKI adlah muslim, namun kebanyakan mereka enggan memilih ideologi islam. Menurut saya, ada dua sebab, pertama pancasila adlah kompromi yg bisa diterima semua pihak, demi kesuksesan mendirikan negara yg luas wilayahnya (mencakup seluruh wilayah hindia belanda). Kedua, sejumlah anggota BPUPKI termasuk Bung Karno berangkat dr kalangan yg bolehlah disebut islam 'abangan', muslim namun ngga begitu agamis, apalagi mereka banyak belajar di eropa.

Sebetulnya sila pertama pancasila memang bermakna bias dan mudah diperdebatkan. Subtansinya sejalan dgn ajaran agama monotheis seperti islam, tp tentu saja sila itu akan terasa aneh bagi agama penganut politheis, seperti halnya hindu. Akan ada kontradiksi keyakinan. Syukurlah org indonesia non islam tidak banyak mempersoalkan, barangkali selain mereka merupakan warga minoritas, jg selama ini pancasila realisasinya cuma sebatas gagasan dan konsep belaka.

Justru ada beberapa kelompok islam, terutama aliran radikal yg terus menerus menggugat pancasila. Pemberontakan DI\TII puluhan thn lalu diantaranya dilatarbelakangi karena tidak menerima ideologi pancasila, begitu jg sejumlah aksi2 terorisme beberapa tahun terakhir. Mereka menginginkan indonesia menjd negara islam, sesuai konsep khilafah islamiyah. Saya sendiri heran dgn gagasan ini, seakan2 ideal tp kurang realistis untuk negara sebesar indonesia.

Pancasila diera Orde Baru adalah azimat yang sakral. Segala bentuk pelecehan akan dikenakan sanksi pidana, termasuk pasal2 subversif. Tp, masih ingat juga kawan2 SD saya memplesetkan lagu "Garuda Pancasila" dgn "Garuda pancasilit, aku ra nduwe duit..." Untung masih anak2..

Kini Pancasila tidak sepopuler dulu. Sudah banyak yg lupa bunyinya. Saya kebetulan masih hafal tp tetap merasa kurang 'sreg' dgn rumusan dan pilihan kata\ istilah dlm pancasila. Pancasila sendiri berasal dr bahasa sansekerta india (dr kasta brahmana). Dari penggunaan nama saja, ini bukan istilah yg khas indonesia dan agak berbau diskriminatif. Sejarah Indonesia memang pernah dipengaruhi budaya kerajaan hindu-budha, tp pengaruh kesultanan islam pun tak kalah kental.

Berikutnya, cobalah kita cermati sila demi sila dalam pancasila, secara logika bahasa pemilihan kata2nya banyak yg terasa aneh. Awal kata 4 sila memakai imbuhan ke-an (Ketuhanan,Kemanusiaan,Kerakyatan,Keadilan), sementara sila ketiga tidak, "persatuan indonesia". Kenapa sih ngga "Kesatuan Indonesia" ?

Bagi orang awam seperti saya ada kombinasi kata dlm pancasila yg terkesan ganjil. Misalnya "adil dan beradab". "Kemanusiaan yg beradab", rasanya sudah 'pas', tp "kemanusiaan yg adil" (maksudnya apa ?). Istilah "adil" bahkan diulangi lagi di pasal kelima, "keadilan sosial". Apa bedanya "manusia yg adil" dan "keadilan sosial". Ada lagi "Khidmat kebijaksanaan" (opo kuwi maksudnya ??). Mengapa tidak ada prinsip atau sila tentang "gotong-royong", bahkan menurut saya sila pertama seyogyanya berbunyi, "Keagamaan yang majemuk".

Ini menurut saya, para pakar tata negara dan pakar bahasa tentu jauh lebih mengerti soal terminologi dan hakikat pancasila ini. Semua kembali pada kita sebagai bagian dr bangsa indonesia, akankah kita biarkan pancasila sekedar konsep yg cukup kita hafalkan atau benar2 jd ruh yang menjiwai tata kehidupan berbangsa dan bernegara kita.

oleh Ainul Huda Afandi pada 05 Maret 2011 jam 22:57

Tidak ada komentar:

Posting Komentar