NONTON PORNO DI SIDANG PARIPURNA


Rasanya belum lama menkominfo Tifatul Sembiring sibuk meng-oprak2 Blackberry supaya memasang perangkat filter konten pornografi disistemnya. Tp dasar utek2 bisnis, biarpun terkesan patuh, blackberry sebenarnya mencoba menyiasati tekanan pemerintah ini dgn strategi yg lumayan cerdas. Si berry-berry dr awal emah ogah rugi sepeser pun, makanya perusahaan asal kanada ini memilih nawala sebagai produk dlm negeri indonesia untuk jd rekanan dlm mengakomodasi tuntutan regulasi dr pihak pemerintah indonesia.

Toh, nyatanya sekalipun ada yg menyebut nawala handal dlm hal menyaring konten pornografi, sebagai user blackberry sy merasa nawala ngga hebat2 amat kok dlm hal beginian..brarti pernah ngetes kualitas filter nawala donk ? Hmm...bukannya ngetes sih, cuman penasaran aja.

Beberapa bulan lalu, saat ribut2 soal blokir pornografi di blackberry, jujur aja pernah sih sy mencoba membuktikan bener ngga ada blokir di handheld bb dgn cara mengetikkan kata2 tertentu melalui google supaya dapat link situs pornografi. Dan ternyata dibulan pertama nawala emang keliatan ampuh dan efektif...bahkan domain yg ngga terang2an merujuk pd situs porno ternyata udah masuk jg ke database blokir nawala.

Sayangnya (?), Satu bulan kemudian, mungkin gara2 blackberrynya belum ngasih honor ke nawala, makanya nawala ngga serius lagi dlm hal blokir-memblokir,,(dan setan pun tertawa...)

Sampai beberapa bulan berselang, ditengah hantaman masalah yg mendera PKS, Tifatul sembiring ikut menanggung malu. Pasalnya seniornya di PKS yg jd anggota DPR ketahuan seorang wartawan tengah membuka file video porno di galaxy tabnya saat sidang paripurna DPR tengah berlangsung..busyet dah..parah! Kayak ngga ada tontonan lain aja yg lebih pantes ditonton saat rapat, masih mendingan klo nonton bernard, upin-upin atau sinchan..

Saya berusaha ngga terlalu mencibir soal nonton video porno..sebab porno itu emang bagian dr peradaban manusia yg paling lama. Coba kita ingat2..Nabi Adam dan Siti Hawa sewaktu melanggar larangan Tuhan agar tidak makan buah khuldi, apa yg terjadi ? Pakaian surga yg menutupi keduanya seketika lenyap, Adam dan Hawa pun bugil..porno kan itu.

Kebiasaan nonton pornografi itu sifatnya naluriah dan erat kaitannya dgn orientasi imajinasi dan pelampiasan nafsu seks seseorang. Ini udah kayak selera musik, kayak misalnya saya, klo dasarnya suka dangdut, biarpun mau tinggal dijakarta, di amerika atau diarab tetep aja suka dangdut.

Sehingga sy berkesimpulan, betapapun bagusnya ibadah seseorang tidak menjamin selalu berbanding lurus dgn kemampuan org tersebut dlm mengontrol gejolak nafsu birahinya.

Jadi klo ada ahli ibadah tiba2 misalnya hobi jg nonton video porno, bg saya itu bisa dipahami. Seks itu unik, liar dan susah dikendalikan. Sebaliknya, klo ada seorang katakanlah bajingan, atheis, bandit, atau yg sebangsanya ternyata ngga suka nonton video porno, sy juga bisa memahami. Sekali lagi seks itu masalah naluri, hasrat dan selera. Masing2 orang punya letupan2 gairah seks yg berbeda.

Diatas semuanya, sebagai muslim patokan saya dlm memandang segala permasalahan hidup sy usahakan slalu dgn cara pandang agama. Dulu sy sempat mengerutkan dahi (pertanda heran) saat ada aktifis waria yg mencoba memperjuangkan adanya gender ketiga, yakni waria. Alasannya, waria itu kodrat Tuhan, sehingga mereka ingin statusnya agar diakui negara dan diterima masyarakat. Mereka ingin memperjuangkan pernikahan sejenis...sebuah pemikiran wajar bila faktanya mereka bukanlah org yg paham agama (atau setidaknya ngga begitu peduli ama agama). Sebab, Waria itu bukanlah kodrat..itu hanyalah salah satu bentuk ujian yg merupakan kombinasi cobaan jasmani dan ruhani sekaligus. Ujian berbentuk waria tak ubahnya orang diuji terlahir autis, terlahir buta, tak punya tangan atau kaki dsbnya. Karenanya, respon terhadap ujian bukan dgn cara disiasati atau mencari sibuk apologi..namun seyogyanya harus diterima, dihadapi dan slalu mencoba cara hidup yg benar menurut agama.

Sama halnya dgn kebiasaan nonton porno. Taruhlah klo soal nonton konten porno, terserah deh klo mau nonton dirumah sendiri, ditempat pribadi, tp klo diruang publik, apalagi gedung DPR yang terhormat, itu sih dah keterlaluan. Tp, menurut saya org yg paling bertanggungjawab atas budaya pornografi bukan orang yg menonton konten porno, karena org menonton kan klo emang ada yg ditonton...jd yg paling layak kita tunjuk2 batang hidungnya adalah org2 yg membiarkan konten pornografi bertebaran dimana2, mudah diakses dan diunduh. Baru setelah itu mereka (mungkin termasuk kita) yg tanpa merasa berdosa menikmati dgn khusuk koleksi video porno.

Ini persoalan bangsa saat ini, saat perkembangan teknologi punya dua sisi berlawanan, disatu sisi bermanfaat mempermudah manusia menjalani kehidupannya, dilain sisi membawa dampak negatif ketika teknologi membuka banyak ruang penyalahgunaan yg semakin menjauhkan manusia dr tujuan eksistensinya ada di dunia..yakni menjalankan segala Perintah Tuhan dan menjauhi segala larangan-Nya.

oleh Ainul Huda Afandi pada 11 April 2011 jam 21:04

Tidak ada komentar:

Posting Komentar