MENGENANG KISAH WAFATNYA ROSULULLAH


Ada dua kisah tentang kehidupan Rosulullah SAW. yang sempat membuat mata saya berkaca-kaca, terselimuti rasa sedih dan sakit yg mendera batin saya. Dua kisah itu tentang peristiwa terperosoknya Baginda Nabi dalam lubang jebakan yg dibuat oleh org kafir Quraisy dlm perang uhud dan kisah seputar peristiwa wafatnya Rosulullah.

Rosulullah wafat tidak lama setelah menjalani musim haji terakhir bagi beliau, yg selanjutnya dikenal sebagai haji wada'. Dipadang arafah, turunlah ayat ke 3 QS. Al-Maidah, yang mengabarkan kesempurnaan islam. Rosulullah lalu menceritakan turunnya ayat ini dihadapan kaum muslimin, dan membuat para sahabat sontak bergembira merayakannya, "agama kita sudah sempurna, agama kita telah paripurna..."

Namun, ada satu sahabat yg justru merasa bersedih hati mendengar turunnya ayat ini, yakni Abu Bakar. Ia tak kuasa menahan emosi kesedihannya, pulang ke rumah lalu larut dalam tangisan dan cucuran air mata. Berita kejadian ini segera menyebar, dan membuat sahabat kaum muslimin lainnya keheranan. Berbondong2lah mereka menemui abu Bakar, "Apa yg membuat engkau bersedih hati dan berderai air mata, wahai Abu Bakar, bukankan ayat tentang kesempurnaan islam adalah kabar gembira yg harusnya disambut dg suka cita ?"

Abu Bakar menjawab : "wahai sahabatku, tidakkah kalian tahu musibah apa yg akan menimpa kita. Bukankah bila perkara agama ini telah sempurna, maka berarti pula tugas Rosulullah tlah berakhir, dan tibalah kita diambang perpisahan dgn beliau."

Baru tersadar kaum muslimin, menangislah mereka karena masa ditinggalkan seorang yg amat mereka cintai sudah dekat. Seakan tak kuasa membayangkan apa yg terjadi tanpa kehadiran Baginda Nabi di sisi mereka.

Benarlah..tak lama dr haji wada' Rosulullah sakit, dan kondisi beliau terus memburuk. Hari2 itu umat islam dilanda kecemasan, kemuraman, dan kesedihan yg mendalam. Mereka gelisah, siapa nanti sepeninggal Nabi yg akan meluruskan perkara2 mereka, memutuskan masalah2 ikhtilaf, pada siapa lagi tempat bertanya. Rosulullah akhirnya mengetahui hal ini, lantas beliau berpesan :"Apabila kalian menemukan persoalan yg rumit diantara kamu, maka hendaklah kamu semua kembali pada al-Qur'an dan Hadits-ku."

Pada hari2 itu muncul pula peristiwa2 memilukan yg tak sepatutnya terjadi, seperti ketika rosulullah tak jd meneruskan pesan2 terakhir dlm pidato beliau, gara2 sejumlah kaum muslimin tak sabar dan terlibat dalam kegaduhan. Ketidaksabaran untuk sejenak diam mendengarkan yg akibatnya dirasakan oleh umat islam hingga sekarang. Jenazah Baginda Rosulullah belum lagi dimakamkan, kelompok2 umat islam sudah meributkan siapa yg berhak dan layak menjadi khalifah pengganti Rosulullah.

Rosulullah amat mencintai umatnya, hingga akhir hayat beliau. Ummati..ummati..ummati..(umatku 3x) adalah untaian kata2 terakhir yg terucap menjelang tiba ajal beliau... Menurut naluri kemanusiaan, kalimat itu ungkapan kecintaan Baginda Nabi sekaligus kegusaran tentang bagaimana nasib umat islam sepeninggal beliau, gusa akan kemungkinan kaum muslimin terpecah belah dlm sekat negara, bangsa, kelompok dan aliran. Kecemasan umat islam saling bertikai karena merasa paling benar. Kegusaran akan keteguhan umat ini menegakkan amar ma'ruf nahi mungkar dan keberanian menyatakan yg haq itu haq, yg batil itu batil. Kekhawatiran bahwa ukhuwah islamiyah hanya sekedar jd slogan dlm pengajian2, dan kekhawatiran sikap umat islam akan apatis membiarkan dirinya laksana buih2 dilautan.

Sepanjang detak jantung yg masih berdenyut, patutlah kita mohon ampun kepada Allah, mohon maaf pada baginda Rasulullah atas sgala ketidakmampuan dan ketidakberdayaan kita. Semoga kita diberikan petunjuk, kekuatan, kesempatan dan keberuntungan sebanyak2nya. 



oleh Ainul Huda Afandi pada 09 Februari 2011 jam 17:25

Tidak ada komentar:

Posting Komentar