"17"


Baru beberapa hari lalu, tahun 2011 berlalu tinggal kenangan, kini kita telah memasuki tahun 2012. Tahun yg mungkin menggugah keingintahuan dan penasaran karna banyak disebut2 dalam beberapa tahun belakangan ini, semua berawal dr ramalan2 tokoh paranormal. Didahului oleh heboh ramalan kiamat dipenghujung tahun 2012 yang didasarkan pada kalender bangsa Maya di Amerika Latin, lalu industri musik secara cerdas mengeksploitasi isu ini menjadi produk yg menghasilkan keuntungan besar dengan munculnya film "2012".

Sebenarnya, jauh sebelum film ini muncul, beberapa tahun silam salah seorang paranormal kondang di tanah air, Mama Lauren  pernah menghentak perhatian dan mendatangkan kecemasan public dalam sebuah acara talk show yang dipandu almarhum Taufik Savalas disebuah stasiun TV, ketika ia tanpa terduga memberikan informasi bahwa disekitar tahun 2012, jumlah orang Indonesia tinggal 40 % saja. Informasi yg tidak terlalu lengkap ini tentu saja menakutkan, karena membuat pemirsa (yg selama ini selama ini antusias dgn semua ramalan Mama Lauren) semakin penasaran, bencana apakah yg menyebabkan jumlah penduduk Indonesia menyusut drastis.

Tentu saja sulit bagi kita sebagai orang yg beragama percaya ramalan paranormal tentang kiamat, apalagi dalam agama kita ada ancaman keras buat mereka yg berprofesi sebagai tukang ramal, termasuk bagi mereka yg suka mendatangi peramal. Ditambah lagi, tukang ramal umumnya tidak merinci dgn jelas metode, cara dan sumber ramalannya. Singkatnya, metodologi ramalannya gak jelas. Karena gak jelas ya memang secara rasional harus ditolak.Tapi benarkah ngga ada ramalan yg bisa dipercayai ? tentu saja ada cuma istilahnya bukan peramal. Bukan pula penerawangan, saya ngga punya terminologi yg pas, mungkin berupa vision atau hijab yg terbuka. Jd, ada orang2 tertentu yg memang dikehendaki oleh Tuhan dibukakan sedikit "rahasia" kehidupan dan masa depan. Jd memang persoalannya tdk terletak pada ramalan, tp siapa yg meramal.

Bagaimanapun ramalan kiamat yg kini banyak digosipkan tetap saja menyimpan hikmah. Kita tahu, walau banyak orang bergeming bilang tak percaya, namun saya percaya segala ramalan itu telah menarik perhatian dan banyak org menunggu pembuktian. Saat hari yg diramalkan tiba, lalu berlalu tanpa ada sesuatu apapun, maka  memberi pengaruh besar bagi umat manusia untuk mengabaikan semua bentuk ramalan. Pada saat itulah tumbuh dihati mereka keyakinan bahwa kiamat tidak akan terjadi dalam hitungan tahun ke depan, masih lama. Pada saat kebanyakan manusia tdk lg tertarik tema2 kiamat, maka kiamat terjadi. Kapan waktu persisnya, hanya Tuhan saja yg tahu.

Dalam sebuah hadits, Rosulullah secara tegas menyatakan bahwa kiamat itu memang telah dekat, tetapi kapan waktunya hanya Allah saja yg tau. Tapi seberapa dekat kiamat itu sementara kita yg hidup sekarang ternyata sudah berjarak lebih dr 1400 tahun dr kehidupan Rosulullah..lah kok kayaknya dah lama sekali ya (mungkin begitu pikiran org2 awam), sudah generasi berganti generasi kiamat gak dateng2 jg. Makna 'dekat' itu jelas bukan dekat dlm pemahaman harfiah kita sebagai manusia, mungkin saja 'dekat' itu adalah menurut perhitungan akhirat, dimana 1 hari di akhirat sama dengan 1000 hari kehidupan di dunia. Wallahu a'lam.

Bagi kita umat islam, selama ini pemahaman kita tentang datangnya hari kiamat banyak di'kacau'kan oleh kontroversi kebenaran hadits tentang tanda2 hari kiamat. Contoh sederhana, kabar turunnya Nabi Isa di penghujung zaman. Ada yg menyebut hadits tentang hadirnya kembali Nabi Isa sebagai berita yg valid, hadits yg mencapai tingkatan mutawatir. Sementara banyak pula ulama yg menolak kemutawatiran hadits tersebut. Salah satunya, KH. Quraisy Shihab, salah seorang pakar tafsir di Indonesia yg berpendapat bahwa Nabi Isa sesungguhnya telah lama wafat, dan karenanya secara sunnatullah itu tinggal masa lalu. Secara pribadi, Nabi Isa memang sosok yg istimewa sekalipun kehadirannya sebelum lahirnya Nabi Muhammad terhitung singkat, pengikutnya pun tak banyak. Ia memiliki mukjizat menyembuhkan org buta, bahkan membangkitkan org yg telah mati. Keistimewaan lain Nabi Isa, beliau adalah satu2nya manusia yg lahir melalui ibu tp tanpa bapak. Klo disandarkan teori reproduksi, kenyataan ini akan di tolak sebab boleh jd dianggap tak logis.

Memang sulit mencari jawaban pasti apakah Nabi Isa sudah benar2 wafat atau belum, namun kita dapat mengkaji melalui dua informasi penting. Pertama, ada ayat al-Qur'an yg menyebutkan bahwa Allah mengangkat Nabi Isa dan meninggikan derajad. Tentu patut dicermati, mengapa ada lafadz "mutawaffiqu" yg maknanya wafat padahal tanpa perlu informasi tersebut bukankah kematian memang merupakan kepastian. Lalu, Allah mengangkat derajad Nabi Isa. Bukankah Nabi Isa memang seorang Nabi dan Rosul yg sudah tentu tinggi derajadnya dibandingkan manusia lain, dalam konteks apa Allah menaikkan derajad Nabi Isa, sebab penghargaan lazimnya didahului oleh prestasi, padahal kenyataannya Nabi Isa dlm kapasitas sebagai Rosul sebenarnya tak terlalu sukses. Prestasi apa yg telah membuat Nabi Isa dianugerahi kenaikan derajad. Apakah bentuknya 'menahan' Nabi Isa di suatu tempat agar mencapai kematangan individual sebagai seorang Nabi dan Rosul yg lalu diberikan 'kesempatan kedua' hadir ke dunia di akhir zaman untuk menghadapi umat manusia yg telah begitu luar biasa jumlah dan level peradabannya. Wallahu a'lam.

Informasi penting kedua, adlah anjuran memperbanyak membaca surah al-Kahfi dlm menghadapi huru-hara akhir zaman. Sebagaimana kita tahu surah al-Kahfi mengandung kisah sekelompok pemuda beriman yg ditidurkan selama ratusan tahun disebuah gua. Adakah surah ini mengandung hikmah do'a dan pengharapan agar Nabi Isa segera "dibangkitkan/diturunkan kembali setelah 'dihilangkan' sekian lama". Entahlah.

Kalaulah benar Nabi Isa tak jd turun, karena memang sudah wafat menjd pertanyaan bagi kita sampai dimana batas usia umat islam, benarkah sampai sampai umat islam mencapai kesempurnaan dlm hal kualitas dan kuantitas dimana tak ada satupun org kafir dimuka bumi. Klo benar seperti ini, maka kok rasanya kiamat itu masih jauh ya..lha wong sekarang aja manusia jumlahnya lebih dr 7 miliar. Tp kiamat itu akan terasa benar2 dekat, jika tidak lama lagi datang bencana global yg hanya menyisakan sedikit manusia, dan jumlah yg manusia sedikit itu menjd muslim seluruhnya dlm beberapa waktu, sampai kemudian menjd kafir seluruhnya.

Bila teori bencana ini adlah benar sebagai penyebab lahirnya kesempurnaan umat islam, maka bila dikaitkan dgn kondisi geografis bumi yg semakin lama makin 'gelisah' rasanya ada benarnya. Pertanyaannya, seberapa besar kemampuan bumi memusnahkan secara massif umat manusia yg telah tersebar dimana2, sementara ada banyak bagian dr bumi yg relatif aman secara ilmiah dr potensi bencana untuk dijadikan tempat tinggal. Jawabannya, kenapa tidak ? bukankah selama ini manusia jg sibuk membuat alat penghancur luar biasa dlm bentuk instalasi nuklir. Bayangkan jika ada bencana gempa besar di amerika yg lantas memicu bahaya radiasi nuklir kayak di jepang kemarin, dan dampaknya bs lintas benua, berapa banyak yg bakal tewas ?

Klo Indonesia sih klo pengen menyusutkan penduduknya ngga usah nuklir2an, posisi geografis Indonesia itu sudah gaswat dr dulu, banyak lempeng bumi yg terus bergerak dan sewaktu2 mengalami tumbukan, atau keberadaan ratusan gunung berapi, itu yg menyebabkan negeri yg tampak begitu indah ini suatu saat bias tampak porak-poranda oleh bencana yg sambung-menyambung. Dlm 10 tahun terakhir gejalanya kan udah terasa, sampai yg dianggap terbesar gempa di aceh beberapa tahun lalu. Jelas kejadian itu bukan yg terakhir, masih ada yg lain, yg boleh jd lebih besar. Moga2 saja kita termasuk diantara yg bias hidup sampai kakek-nenek...

Mungkin ada jg diantaranya yg mikir, alah ngapain mikirin kiamat, lha wong ngga usah kiamat, kita pasti mati. Itu betul sekali..., tp mengingat informasi kiamat itu berasal dr teks agama yg sebaiknya diketahui tidak sekedar asal percaya, tp mengandung pengetahuan yg harus masuk dlm wilayah pemikiran. Sebab keimanan yg berkualitas hanya datang dr pengetahuan dan keilmuan.

oleh Ainul Huda Afandi pada 5 Januari 2012 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar