MAULUD NABI


Saya tidak ingin melewatkan peringatan peristiwa kelahiran Nabi Muhammad SAW yg jatuh pada hari ini tanpa membuat catatan. Tapi singkat saja, sebagai muslim, kita tentu berharap identitas keislaman kita tak diakui oleh Allah Yang Maha Pencipta, diakui orang lain baik seiman seagama maupun tidak, namun juga tak kalah penting semoga saja diakui oleh Rosulullah sebagai pemimpin umat islam. Syahadat dan keimanan adalah prasyarat awal, namun semua prasyarat itu memerlukan pembuktian. Seberapa taat kita menjalankan syariat agama adlah modal berharga bahwa kita memang benar2 muslim.Sanggupkah kita ? (mudah saja kita katakan "sanggup", tp betapa susah mewujudkan "kesanggupan" itu.

Hanya muslim seutuhnya, muslim yg berislam secara komrehensif dan kaffah yg akan mendapatkan keuntungan dan keberuntungan di yaumul hisab kelak. Sedang muslim yg sekedar "islam KTP" atau tidak menampakkan keseriusan dgn keislamannya akan menjadi org2 terasing di padang makhsyar, saat setiap manusia bergiliran menanti saat tiba perhitungan di akhirat. Orang dgn perjalanan hidup seperti ini (mungkin kita termasuk diantaranya) nasibnya di Padang makhsyar seolah "anak kehilangan induknya", kebingungan karena "induk" tak mengenali "anaknya". Sebagai "anak" dialah yg harus membuktikan, jika "induk"  berwarna putih, maka selazimnya "anak" berwarna putih, bukan warna berbeda milik "induk" yg lain.

Padang makhsyar adalah situasi berat penuh penderitaan, sekalipun bagi seseorang yg bersalah belum dijatuhkan ke dalam neraka. Bahkan terasa berat oleh manusia sefasik kita.  Bolehlah kita bayangkan, saat ini saja manusia yg masih bernafas jumlahnya lebih dr 7 miliar manusia, berapakah jumlah manusia sejak zaman Nabi Adam hingga kiamat ? wallahu a'lam. Manusia sebanyak itu akan dikumpulkan jadi satu, bersama makhluk lain yg juga menanti datangnya pengadilan digelar. Saat kita takkan peduli dgn orang tua, sanak saudara dan sahabat-karib, kita hanya peduli dgn nasib kita sendiri.

Untunglah kita umat Nabi Muhammad, dimana beliau merupakan satu2 manusia yg dianugerahi keistimewaan memiliki "payung kesejukan" yg disebut dgn syafaat ditengah "panas"nya masa hari perhitungan. Tempat bersandar kita atas seizin Tuhan untuk bernaung dan berteduh sembari menanti tibanya panggilan. Hanya muslim yg dikenali sebagai umat Rosulullah yg boleh memasukinya.

Peringatan maulud Nabi ini, yg hadir setiap tahun semoga memberikan inspirasi, pencerahan dan kesadaran tentang tujuan hidup, yg akan menggugah hati kita untuk meminta ampun atas setiap dosa yg pernah kita lakukan, dan berusaha tanpa henti untuk menampilkan jati diri kita sebagai muslim, tak hanya sebatas pakaian dan pembicaraan, tapi yg lebih penting bagaimana menata tingkah laku dan hati kita menurut apa yg dikehendaki oleh Tuhan atas manusia. Semoga shalawat yg kita sandungkan jumlahnya mampu melewati jumlah dan durasi saat kita menyanyikan serta mensyairkan untaian lagu pop, dangdut, rock yg tak banyak berguna, selain menenggelamkan kita pada cinta2 semu, menghanyutkan kita pada kata batin yg merusak focus dan konsentrasi bahwa hanya Cinta pada Allah dan Rosul-Nya-lah sebenar-benarnya Cinta Sejati.

Akhirnya, Shollu 'alaa Muhammad !

 Ainul Huda Afandi pada 5 Februari 2012 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar