QANAAH


Dalam pergaulan sehari2 kita pasti sering mendengar istilah kesuksesan, dalam pengertian yg serupa kesuksesan disebut juga dgn keberhasilan. Sementara, lawan kata dari kesuksesan adalah kegagalan.Kesuksesan atau kegagalan adalah buah dr tindakan. Tanpa tindakan, tak ada kesuksesan, tidak ada pula kegagalan.

Barangkali sama seperti halnya anda, saya pun pernah mengalami saat2 dimana merasa sukses dalam hal tertentu, namun dilain waktu seringkali pula diterpa kegagalan demi kegagalan. Situasi yg lazim dan jamak terjadi. Tapi alangkah baiknya bila kesuksesan atau kegagalan tidak menjadi bayang2 yg melenakan. Sewaktu kita sukses kita harus waspada datangnya saat tergelincir dlm kegagalan, begitu pula dimasa kegagalan begitu akrab dgn diri kita, tak boleh membuat kita lantas kehilangan optimisme akan sebuah harapan dan usaha. Ibarat roda, tatkala kita berada dibawah, berusahalah agar selalu bisa naik ke sisi atas. jika sudah berhasil diatas, pertahankan lebih lama namun jangan lupa roda itu mudah berputar, bila suatu hari nasib membawa kita kembali kebawah, ngga perlu heran karena memang begitulah namanya roda kehidupan.

Dulu, saya punya pengalaman buruk dgn masa kuliah. Mungkin terlalu buruk untuk menjd sebuah pengalaman menempuh studi diperguruan tinggi. Saat itu, saya kesulitan untuk sekedar mampu lulus dalam hitungan semester yg wajar. Bagi sy, itu momen kehidupan yg aneh, karena justru didahului dr banyak prestasi dan kesuksesan. Pada akhirnya setelah sekian lama bergelut dalam ketidakpastian, Tuhan 'berbaik hati' memberikan jalan, memang tdk mudah.., sangat tdk mudah. Pada saat itulah sy belajar banyak tentang arti sebuah 'proses'. Waktu itulah sy mulai mengerti siapa diri sy yg sebenarnya dlm konteks manusia. Proses slama dua tahun terakhir perkuliahan mengajarkan sy pd keyakinan akan sebuah keberhasilan. Percaya bahwa bila kita mau dan mampu melewati suatu proses dgn sikap serta berfikir yg positif, maka kita akan berhasil mencapai target yg diinginkan. Pola pikir seperti ini pula yg sekarang memberi idealisme baru dlm kehidupan sy, misalnya bila kita bekerja [dalam bidang apapun, baik sebagai pekerja biasa atau pemimpin] dan mampu menunjukkan kinerja yg baik tanpa punya pikiran macam2 tentang ambisi, maka penghargaan akan datang dgn sendirinya.

Sama seperti pertandingan sepak bola, jika kita bermain bagus, mampu menguasai irama permainan, menciptakan peluang2 demi peluang, maka gol akan datang pd waktunya. Sebaliknya, semakin banyak kita bertahan dan berdiam diri tanpa berinisiatif melakukan serangan maka semakin sedikit pula kesempatan mencetak gol.

Memang tak ada salahnya memiliki target. Dalam sebuah obrolan dgn seorang kepala sekolah sy memberinya beberapa saran tentang level tertinggi kualitas sekolah. Sebuah sekolah seharusnya memiliki acuan dr sekolah lain yg diasumsikan oleh publik sebagai terbaik. Kita dapat menjadikan sekolah terbaik itu sebagai teladan, lalu tau tau banyak hal tentang seluk beluk sekolah tersebut untuk diperbandingkan dgn sekolah kita, agar kita mudah membuat perkiraan seberapa jauh selisih level kualitas antara sekolah terbaik itu dgn sekolah kita. Tentu saja sulit dlm sekejab mencapai level mereka, tp kita harus selalu berusaha mendekati level sekolah2 terbaik itu. Namun keinginan mewujudkan target menjd kenyataan tetap harus memiliki batas, kita tdk boleh serampangan dan memilih cara2 instan, perlu proses, kerja keras dan waktu.

Setiap orang punya pandangan berbeda menilai kesuksesan, ada yg menilai kesuksesan berdasarkan profesi dan prestasi dlm strata sosial masyarakat, ada pula yg melihat berapa banyak materi dan kekayaan yg sudah dihimpun. Cara pandang seperti ini lumrah dan wajar. Sebab karir pekerjaan yg prestise dan kekayaan yg melimpah lebih menawarkan banyak kemudahan dan kegembiraan. Bukankah memang itu yg dicari umumnya manusia didunia ini.

Kita semua tentu mendambakan kesuksesan seperti itu, betapa enaknya klo punya banyak duit, pengen apa saja gampang. Betapa enaknya bila kita punya jabatan dan posisi terhormat dimasyarakat, hidup akan menjadi lebih mudah. Tetapi nyatanya, kesuksesan lahiriah seringkali semu. Banyak kasus org kaya yg hidupnya terasa 'garing', banyak org yg punya jabatan tak pernah merasa cukup dgn jabatan yg tengah ia sandang sekarang, penuh dgn segala ambisi yg tak terpuaskan. Banyak org tenar yg tdk bahagia dan justru seringkali merasa kesepian ditengah keramaian.

Lalu kesuksesan apa yg kesenangan dan ketentramannya bertahan lama ? Sungguh tepat jika agama memperkenalkan kita istilah qanaah atau merasa cukup dlm segala hal yg berbau duniawi. Qanaah mengajarkan kita untuk tidak berharap melebihi apa yg bisa kita terima. Qanaah jg mampu membuat kita melihat dunia ini secara sederhana...dan kesederhanaan itu pula kunci kebahagiaan dalam hidup ini.

Memang tdk mudah, selalu timbul godaan yg lantas menimbulkan ketidakpuasaan dlm menerima kenyataan hidup. Karenanya, penting bagi kita membatasi keinginan, sebab seperti syair lagu bang iwan fals, "keinginan adalah sumber penderitaan". Semakin banyak keinginan, semakin besar pula peluang kekecewaan bila ternyata tak terwujud menjd kenyataan. Maka sekali lagi, janganlah pernah memiliki harapan dan keinginan melebihi apa yg bisa kita dapatkan.

oleh Ainul Huda Afandi pada 29 September 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar